MENGENAL SIFAT SIFAT ALLAH SWT DAN PENJELASAN
A. Pengertian Iman kepada Allah SWT
Iman menurut bahasa artinya percaya atau yakin
terhadap sesuatu. Iman menurut istilah adalah pengakuan di dalam hati,
diucapkan dengan lisan dan dikerjakan dengan anggota badan.
Hal ini
sesuai Hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
“Iman adalah pengakuan
dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota
badan.” (HR Thabrani)
Dari penjelasan Hadits di atas dapat disimpulkan bahwa
iman kepada Allah SWT membutuhkan tiga unsur anggota badan yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lainnya, yaitu hati, lisan dan anggota badan.
Iman kepada Allah merupakan suatu keyakinan yang
sangat mendasar. Tanpa adanya iman kepada Allah SWT, seorang tidak akan beriman
kepada yang lain, seperti beriman kepada malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul
Allah dan hari kiamat.
Firman
Allah SWT :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãYÏB#uä «!$$Î/ ¾Ï&Î!qßuur É=»tFÅ3ø9$#ur Ï%©!$# tA¨tR 4n?tã ¾Ï&Î!qßu É=»tFÅ6ø9$#ur üÏ%©!$# tAtRr& `ÏB ã@ö6s% 4
`tBur öàÿõ3t «!$$Î/ ¾ÏmÏFs3Í´¯»n=tBur ¾ÏmÎ7çFä.ur ¾Ï&Î#ßâur ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# ôs)sù ¨@|Ê Kx»n=|Ê #´Ïèt/ ÇÊÌÏÈ
Artinya :“Wahai orang-orang yang
beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab Allah
yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab Allah yang diturunkan sebelumnya,
Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya,Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya.”(QS.An Nisa : 136)
B. Sifat-Sifat Allah SWT
Allah SWT adalah zat Maha Pencipta dan Maha Kuasa atas
seluruh alam beserta isinya. Allah SWT memiliki sifat wajib, mustahil dan jaiz
sebagai sifat kesempurnaan bagi-Nya.
Sebagai
muslim yang beriman, wajib mengetahui sifat-sifat tersebut.
- Sifat wajib, Artinya sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT – Sifat wajib Allah berjumlah 13.
- Sifat mustahil, Artinya sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada pada Allah SWT – Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib. Jumlahnyapun sama dengan jumlah sifat wajib bagi Allah SWT.
- Sifat jaiz, Artinya sifat yang mungkin bagi Allah SWT untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, artinya Allah berbuat sesuatu tidak ada yang menyuruh dan tidak ada yang melarang.
Sifat
jaiz bagi Allah hanya satu, yaitu “Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu.”
C. Dalil Naqli tentang Sifat-Sifat Allah SWT
Sifat-sifat
Allah yang wajib kita imani ada 20, diantaranya :
1. Wujud ( Ada )
Adanya
Allah itu bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah itu
ada dengan zat-Nya sendiri.
Sifat
mustahil-Nya adalah : Adam yang berarti
tidak ada.
Untuk itulah kita tidak boleh meragukan atau
mempertanyakan keberadaanNya.
Keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karna Allah yang menciptakannya.
Keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karna Allah yang menciptakannya.
cÎ) ãNä3/u ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû ÏpGÅ 5Q$r& §NèO 3uqtGó$# n?tã ĸóyêø9$#
Artinya :“Sesungguhnya
Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy... (Al-a’raf :
55)
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Kepercayaan
ada dan tidak adanya Allah SWT bergantung pada manusia itu sendiri yang bisa
menggunakan akal sehatnya, sebagai bukti dengan adanya alam beserta isinya.
Jika kita perhatikan, maka
Jika kita perhatikan, maka
- dari mana alam semesta itu berasal ?
- Siapakah Dia Yang Maha Kuasa dan Maha Agung itu ?
- Dialah Allah SWT yang Maha Suci dan Maha Tinggi.
- Dialah yang mengadakan segala sesuatu di alam ini, termasuk diri kita.
Selain melihat alam semesta, kita juga dapat melihat
tanda-tanda kekuasaan-Nya, seperti manusia dengan segala perlengkapan hidupnya
di dunia ini. Tentu kita bisa berfikir bahwa semua yang ada pasti ada yang
menciptakan, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa ( Allah SWT).
Terkait
dengan hal ini Allah SWT berfirman :
uqèdur üÏ%©!$# r't±Sr& â/ä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur 4
WxÎ=s% $¨B tbrãä3ô±n@ ÇÐÑÈ uqèdur Ï%©!$# ö/ä.r&us Îû ÇÚöF{$# Ïmøs9Î)ur tbrç|³øtéB ÇÐÒÈ uqèdur Ï%©!$# ¾Çøtä àMÏJãur ã&s!ur ß#»n=ÏG÷z$# È@ø©9$# Í$yg¨Z9$#ur 4
xsùr& cqè=É)÷ès? ÇÑÉÈ
Artinya :“Dan
dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan
hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. Da Dialah yang menciptakan serta
mengembangbiakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nyalah kamu akan dihimpun. Dan
Dialah yang menghidupkn dan mematikan dan Dialah yang mengatur pertukaran malam
da siang. Maka apakah kamu tidak berfikir?” (QS.Al Muminun :78-80)
2. Qidam ( Dahulu atau Awal )
Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai
Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan.
Sifat
mustahil-Nya adalah : Hudus yang artinya
baru.
Allah SWT tidak berpermulaan sebab sesuatu yang
berpermulaan itu adalah baru dan sesuatu yang baru itu namanya mahluk (yang
diciptakan). Allah SWT bukan mahluk melainkan Khalik (Maha Pencipta). Oleh
karena itu Allah SWT wajib bersifat qidam.
Firman
Allah SWT :
uqèd ãA¨rF{$# ãÅzFy$#ur ãÎg»©à9$#ur ß`ÏÛ$t7ø9$#ur (
uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« îLìÎ=tæ ÇÌÈ
Artinya :“Dialah yang
Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu“ … (QS. Al-Hadid :3)
Adanya Allah itu pasti lebih awal daripada mahluk
ciptaan-Nya. Seandainya keberadaan Allah didahului oleh mahluk-Nya, maka semua
ciptaan Allah ini akan hancur berantakan. Hal ini tentu mustahil bagi Allah
karena Allah Maha pencipta, tidak mungkin ciptaannya lebih dahulu daripada yang
menciptakan..
3. Baqa’ ( Kekal )
Kekalnya Allah SWT
tidak berkesudahan atau penghabisan.
Sifat mustahilnya
adalah : Fana’ artinya rusak atau binasa.
Semua mahluk yang ada di alam semesta seperti manusia,
binatang, tumbuhan, planet dan bintang akan rusak atau binasa sehingga disebut
baru sebab ada awal dan ada akhirnya.
Manusia betapapun gagah perkasa dirinya, wajah elok
nan rupawan, suatu saat akan menjadi tua dan mati. Demikian halnya dengan
tumbuhan yang semula tumbuh subur maka lama kelamaan akan layu dan mati.
Sungguh betapa hina dan lemahnya kita berbangga diri di hadapan Allah SWT. Betapa
tidak patutnya kita berbangga diri dengan kehebatan yang kita miliki karena
segala kehebatan itu hanyalah bersifat sementara. Hanya Allah SWT Sang Pencipta
yang bersifat kekal.
Firman
Allah SWT :
@ä. ô`tB $pkön=tæ 5b$sù ÇËÏÈ 4s+ö7tur çmô_ur y7În/u rè È@»n=pgø:$# ÏQ#tø.M}$#ur ÇËÐÈ
Artinya :“Semua yang
ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan“ … (QS.
Ar-Rahman :26-27)
4. Mukhalafatu lil hawadits ( berbeda dengan Ciptaannya )
Berbeda dengan semua
yang baru (mahluk).
Sifat mustahil-Nya
adalah : Mumasalatu lil hawadisi
Artinya
serupa dengan semua yang baru(mahluk).
Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan
hasil ciptaan-Nya. Coba kita perhatikan tukang jahit hasil baju yang dijahit
sendiri tidak mungkin sama dengan baju yang dibuat orang lain.
Begitu juga dengan tukang pembuat sepatu tidak mungkin
sama dengan sepatu yang dibuatnya, bahkan robot yang paling canggih dan mirip
manusia sekalipun tidak akan sama dengan manusia yang membuatnya.
Firman
Allah SWT :
}§øs9 ¾ÏmÎ=÷WÏJx. Öäïx« (
uqèdur ßìÏJ¡¡9$# çÅÁt7ø9$# ÇÊÊÈ
Artinya :“Tidak ada
sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat“… (QS. Asy-Syura :11)
Dari ayat di atas dapat diambil pelajaran bahwa yang dimaksud dengan tidak
setara itu adalah tentang keagungan, kebesaran, kekuasaan dan ketinggian
sifat-Nya. Tidak satupun dari mahluk-Nya yang menyerupai-Nya..
5. Qiyamuhu binafsihi ( Allah berdiri sendiri )
Qiyamuhu Binafsihi berarti Allah SWT itu berdiri
dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya, keberadaan
Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan.
Contohnya,
Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.
Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.
Sifat
mustahil-Nya adalah : Ihtiyaju lighairihi,
artinya membutuhkan bantuan yang lain. Berbeda sekali
dengan manusia, manusia hidup di dunia ini tidak bisa hidup sendiri-sendiri.
Mereka pasti saling membutuhkan antara satu dan yang lainnya karena mereka
mahluk (yang diciptakan), sedangkan Allah SWT adalah Maha Pencipta.
Firman
Allah SWT :
ª!$# Iw tm»s9Î) wÎ) uqèd yÛø9$# ãPqs)ø9$# ÇËÈ
Artinya :“Allah tidak
ada Tuhan selain Dia. Yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri
sendiri.” (QS Ali Imran:2)
Sadarlah ternyata kita ini mahluk yang sangat lemah karena tidak mampu
hidup tanpa bantuan orang lain. Akan tetapi, sebagai manusia kita juga harus
memiliki sifat mandiri supaa tidak bergantung pada orang lain.
6. Wahdaniyyah ( Esa atau Tunggal )
Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa., baik itu Esa
zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya. Esa zat-Nya maksudnya zat Allah SWT
itu bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur
dengan unsur yang lain mkenjadi satu. Berbeda dengan mahluk, mahluk diciptakan
dari berbagai unsur, seperti wujudnya manusia, ada tulang, daging, kulit dan
seterusnya.
Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan
bagi Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk-Nya, seperti marah,
malas dan sombong. Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuat sesuatu tidak
dicampuri oleh perbuatan mahluk apapun dan tanpa membutuhkan proses atau
tenggang waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang
menyuruh dan melarang.
Sifat
mustahil-Nya adalah : Ta’adud
Artinya
berbilang atau lebih dari satu. Allah SWT mustahil (tidak mungkin) lebih dari
satu. Seandainya lebih dari satu pasti terjadi saling bersaing dalam menentukan
segala sesuatunya, kalau terjadi demikian pasti alam semesta tidak akan
terwujud.
Perhatikan
firman Allah SWT berikut ini :
ö@è% uqèd ª!$# îymr& ÇÊÈ ª!$# ßyJ¢Á9$# ÇËÈ öNs9 ô$Î#t öNs9ur ôs9qã ÇÌÈ öNs9ur `ä3t ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr& ÇÍÈ
Artinya :”Katakanlah
(Muhammad ). Dialah Tuhan Yang Maha Esa . Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada_Nya segala sesuatu . dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak
ada seorangpun yang setara dengan Dia.” … (QS Al
Ikhlas :1-4)
Meyakini ke-Esa-an Allah SWT merupakan hal yang paling
prinsip. Seseorang dianggap muslim atau tidak , bergantung pada pengakuan
tentang ke-Esa-an Allah SWT. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara bersaksi
terhadap Allah SWT, yaiut dengan membaca syahadat tauhid yang berbunyi : “Aku
bersaksi tiada Tuhan selain Allah.”
7. Qudrat ( Berkuasa )
Kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan
tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap
makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang
membatasi.
Sifat mustahil-Nya
adalah : ‘Ajzu,
artinya lemah. Allah SWT tidak mungkin bersifat lemah.
Bagi Allah SWT, jika sudah berkehendak melakukan atau melakukan sesuatu, maka
tidak ada satu pun yang dapat menghalangin-Nya. Dengan demikian, Allah SWT
tetap bersifat kudrat (kuasa) dan mustahil bersifat ‘ajzu (lemah).
Firman
Allah SWT :
cÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ÖÏs% ÇËÉÈ
Artinya :“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu“(QS. Al-Baqarah :20)
Sungguh tidak patut manusia bersifat sombong dengan
kekuasaan yang kita miliki karena sebesar apapun Allah SWT. Pasti lebih kuasa.
Oleh karena itu, kita sebagai hamba Allah yang hidup di muka bumi harus
berkarya, berkreasi, dan berinovasi.
8. Iradat ( Berkehendak )
Allah SWT menciptakan alam beserta isinya atas
kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau campur tangan dari
siapa pun Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti terjadi, begitu juga
setiap setiap Allah SWT tidak kehendaki pasti tidak terjadi.
Berbeda dengan kehendak atau kemauan manusia, tidak
sedikit manusia mempunyai keinginan, tetapi keinginan itu kandas di tengah
jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa disertai dengan kehendak Allah SWT.
Pasti keinginan itu tidak terwujud. Hal ini menunjukan bahwa manusia memiliki
keterbatasan, sedangkan Allah SWT memiliki kehendak yang tidak terbatas.
Sifat
mustahil-Nya adalah : Karahah,
Artinya terpaksa. Jika Allah SWT bersifat karahah
(terpaksa) pasti alam jagat raya yang kita tempai ini tidak terwujud sebab
karahah itu adalah sifat kekurangan, sedangkan Allah SWT, wajib bersifat
kesempurnaan. Dengan demikian, Allah SWT. Wajib bersifat iradah (berkehendak)
mustahil bersifat karahah (terpaksa).
9. Ilmu ( Mengetahui )
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, meskipun pada
hal yang tidak terlihat.
Sifat
mustahil-Nya adalah : Jahlun yang artinya
bodoh.
Allah SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang
sangat sempurna, artinya ilmu Allah SWT itu tidak terbatas dan tidak pula
dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik
yang tampak maupun yang gaib.
Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia
sekali pun. Bukti kesempurnaan ilmu Allah SWT, ibarat air laut menjadi tinta
untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT, tidak akan habis kalimat-kalimat
tersebut meskipun mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula.
10. Hayat ( Hidup )
Hidupnya Allah tidak ada yang menhidupkannya melainkan
hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk
yang diciptakan-Nya.
Sifat
mustahil-Nya adalah : Mautun yang artinya
mati.
Contohnya,
Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.|
Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.|
11. Sam’un ( Mendengar )
Allah SWT mendengar setiap suara yang ada di alam
semesta ini. Yidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun
suara itu lemah dan pelan., seperti suara bisikan hati dan jiwa manusia.
Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran
mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran
mahluk-Nya dibatasi ruang dan waktu.
Sifat
mustahil-Nnya adalah : Summun artinya tuli
(tidak mendengar).
Allah SWT mustahil bersifat tuli (tidak mendengar)
sebab sekiranya Allah SWT tidak mendengar pasti segala permohonan dan pernyataa
syukur hamba-Nya tidak akan diterima-Nya.
Selain itu penghiaan orang kafir, orang musrik, orang
munafiq, dan lain sebagainya tidak dihiraukan-Nya. Oleh karena itu Allah SWT
tetap bersifat sama’ mustahil bersifat summun .
12. Basar ( Melihat )
Allah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini . penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh
jarak( jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau
tebal). Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak
atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat oleh Allah SWT.
Sifat mustahil-Nya
adalah : ‘Umyun, artinya
buta.
Allah SWT wajib bersifat kesempurnaan.
Seandainya Allah SWT itu buta pasti alam semesta ini tidak akan ada karena
Allah SWT tidak dapat melihat apa yang diciptakan-Nya.
13. Kalam ( Berbicara / Berfirman )
Allah SWT bersifat kalam artinya Allah SWT berfirman
dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan
Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak
berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia.
Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang
berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna. Sebagai bukti
bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum
Nabi Muhammad SAW.
Sifat
mustahi-Nya adalah : Bukmun, artinya Bisu.
Allah SWT mustahil bersifat bisu. Seandainya Allah SWT
bersifat bisu mana mungkin para utusan-Nya bisa mengerti maksud wahyu yang
diturunkan kepada tersebut, baik dalam bentuk perintah maupun larangan.
14. Kaunuhu Qadirun
Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan
Mentiadakan. Hakikatnya yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala , tiada
ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada sifat Qudrat.Sifat Allah
ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa. Allah tidak lemah, Ia
berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya.
15. Kaunuhu Muridun
Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan
tiap-tiap sesuatu. Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala
, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada sifat Iradat.Allah memiliki
sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak.
Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
úïÏ$Î#»yz $pkÏù $tB ÏMtB#y ÝVºuq»uK¡¡9$# ÞÚöF{$#ur wÎ) $tB uä!$x© y7/u 4
¨bÎ) y7/u ×A$¨èsù $yJÏj9 ßÌã ÇÊÉÐÈ
Artinya :“Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki“ … (QS. Hud :107)
16. Kaunuhu ‘Alimun
Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap
sesuatu. Hakikatnya yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala , tiada ia
maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada sifat Al-Ilmu.
Sifat Allah ‘Alimun, yaitu Dzat Yang Maha Mengetahui.
Allah mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi.
Allah pun
dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
Allah
berfirman :
ª!$#ur Èe@ä3Î/ >äóÓx« 7OÎ=tæ ÇÊÐÏÈ
Artinya :“Dan Alllah
Maha Mengetahui sesuatu“ … (QS. An Nisa’ :176)
17. Kaunuhu Hayyun
Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup. Hakikatnya iaitu
sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia
ma’adum , iaitu lain daripada sifat Hayat. Allah adalah Dzat Yang Hidup. Allah
tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
Allah
berfirman :
ö@2uqs?ur n?tã ÇcyÛø9$# Ï%©!$# w ßNqßJt ô
Artinya :“Dan
bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati“
(QS. Al Furqon :58)
(QS. Al Furqon :58)
18. Kaunuhu Sami’un
Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar akan tiap-tiap
yang Maujud. Hakikatnya yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada
ia maujud dan tiada ia ma’adum, yaitu lain daripada sifat Sama’.
Allah
adalah Dzat Yang Maha Mendengar. Allah selalu mendengar pembicaraan manusia,
permintaan atau doa hambaNya.
Allah
berfirman :
ª!$#ur ììÏÿx îLìÎ=tæ ÇËÎÏÈ
Artinya :“Allah Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui“ (QS. Al Baqoroh :256).
19. Kaunuhu Basirun
Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang
Maujudat ( Benda yang ada ). Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat
Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada sifat
Bashar.
Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Allah ini
tidak terbatas seperti halnya penglihatan manusia. Allah selalu melihat
gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
Allah
berfirman :
ª!$#ur 7ÅÁt/ $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ
Artinya :“Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ (QS. Al Hujurat :18)
20. Kaunuhu Mutakallimun
Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata. Hakikatnya
iaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia
ma’adum , iaitu lain daripada sifat Qudrat. Sifat Allah ini berarti Yang
Berbicara. Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran.
Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk
terhadap Allah swt.
D. Hikmah Beriman kepada Allah SWT
Meyakini
kepada Allah SWT dengan sifat-sifat-Nya akan memberikan banyak hikmah
diantaranya :
- Meyakini kebesaran Allah SWT
- Meningkatkan rasa syukur
- Selalu menjalankan perinyah-Nya.
- Selalu berusaha menjauhi dan meninggalkan larangan-Nya.
- Tidak takut menghadapi kematian
Semoga artikel tentang mengenal sifat sifat allah SWT dan penjelasannya ini bermanfaat